Kamis, 28 Februari 2013

detail berita
CALIFORNIA - Penelitian telah menunjukkan bahwa perilaku kekerasan yang marak di masyarakat, bisa disebabkan oleh game. Tetapi, penelitian lain juga membuktikan game bukan penyebab terjadinya kekerasan. Dalam sebuah jajak pendapat menyebutkan bahwa sebagian besar orang Amerika percaya, main video game kekerasan memiliki pengaruh terhadap perilaku kekerasan di kalangan remaja.

Bahkan sebuah survei independen yang mempelajari sebanyak 2.278 orang dewasa AS, menemukan tiga dari lima responden mempercayai adanya sebuah hubungan yang terkait. Nyatanya orang dewasa di AS tidak terlalu peduli terhadap kepemilikan game kekerasan pada anak.

Parahnya lagi, sebesar 38 persen responden mengatakan tahu apa-apa tentang sistem Entertainment Software Ratings Board (ESRB) yang ditujukan untuk konten dalam permainan. Hanya sekitar 33 persen dari responden mengungkapkan bahwa anak-anak mereka dapat memainkan apa pun yang mereka inginkan.

Dikutip dari Joystiq, Selasa (26/2/2013), Federal Trade Commision (FTC) mengungkapkan, sebenarnya sistem peringkat pada game merupakan langkah terbaik dalam menjaga konten terlarang sampai di tangan anak, meskipun media tidak selalu melaporkannya seperti itu.

Sebagai informasi, Seorang remaja pria dijatuhi hukuman 27 tahun penjara setelah terbukti membunuh anak kandungnya sendiri karena merasa terganggu ketika asik bermain game. Andrew Keith Johnston mengaku bersalah mengenai pembunuhan yang dilakukannnya pada Oktober 2010 yang menewaskan anak pertamanya sendiri yang bernama William Johnston.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.