
Ancaman itu bukan gertakan sambal. Terbukti satu persatu situs pemerintah bertumbangan. Setidaknya tujuh domain dilumpuhkan dan telah diganti tampilannya dengan peringatan "Government of Indonesia/You cannot arrest an idea no army can stop us". Peringatan itu kurang lebih "pemerintah Indonesia tidak dapat membelenggu sebuah pemikiran, tidak ada pasukan yang mampu menghentikan kami".
Serangan hacker dunia itu berawal dari penangkapan Wildan Yani Ashari, pemuda peretas situs resmi Presiden SBY. Wildan dibekuk tim Direktorat Tindak Pidana Khusus Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Dalam pemeriksaan sementara Wildan mengaku meretas situs Presiden karena iseng. Wildan mengganti tampilan asli halaman depan situs presiden.
Pemuda lulusan STM jurusan Teknik Sipil itu mengakui tidak memiliki latar belakang ilmu teknologi informasi. Wildan menyatakan dirinya belajar meretas situs secara otodidak alias belajar sendiri.
Wildan ditangkap di tempat kerjanya di daerah Jember, Jawa Timur. Terkait penangkapan ini, polisi menyita dua unit CPU. Lima orang saksi yang juga pengelola situs turut diperiksa polisi. Wildan terancam Undang-Undang Telekomunikasi dan pasal tentang Internet dan Transaksi Elektronik.
0 komentar:
Posting Komentar