Nah, di bidang teknologi informasi (TI), ada juga istilah “tukang jaringan” alias network engineer. Pekerjaannya banyak berhubungan dengan perangkat keras jaringan komputer, seperti switch, hub, router, packet shaper, WAN Accelerator, dan modem.
 Orang seperti ini jarang sekali berhubungan dengan user—pekerjaannya 
antara lain adalah memasang dan mengonfigurasikan perangkat jaringan 
seperti switch dan router.
Banyak Lowongan di Negeri Tetangga
Ada
 dua pilihan pekerjaan bagi seorang Network Engineer: bekerja di 
perusahaan TI atau bekerja di perusahaan non-TI. Kalau kamu memilih 
untuk bekerja di perusahaan jenis pertama, kamu bisa menggaet banyak 
pengalaman mengimplementasikan teknologi jaringan terbaru kepada 
perusahaan pelanggan. Pun kamu bisa memperoleh banyak kesempatan 
untuk mengikuti pelatihan di training center. Sedangkan jika bekerja di 
perusahaan non-TI atau end user, pekerjaan yang dilakukan umumnya tidak 
sesibuk di perusahaan TI. Setelah jaringan yang ada terbentuk, kamu 
tinggal melakukan pengawasan dan perawatan terhadap fasilitas yang ada.
Dibandingkan dengan Systems 
Engineer, gaji seorang Network Engineer bisa lebih tinggi. Berbekal 
pengalaman 3-4 tahun, kamu bisa mendapatkan gaji sampai 5 juta rupiah. 
Jika kebetulan kamu telah menyandang sertifikasi internasional, 
pendapatan bulanan kamu bisa lebih tinggi lagi. Saran penulis, 
bekerjalah di perusahaan multinasional.
Saat ini, ada banyak lowongan 
bagi Network Engineer—yang memiliki pengalaman dan sertifikasi 
internasional—untuk bekerja di negara tetangga seperti Singapura, 
Malaysia, Brunei, dan Australia. Ada pula tawaran untuk bekerja di Timur
 Tengah. Kalau kemampuan bahasa Inggris kamu bagus, tidak ada salahnya 
mengambil tawaran tersebut. Pasalnya, gaji yang kamu peroleh bisa 3 
sampai 4 kali lipat penghasilan yang kamu terima di dalam negeri.
Berpotensi Bikin Stres
Keahlian
 mendasar apa yang harus dimiliki oleh seorang tukang jaringan? 
Pengetahuan tentang protocol TCP/IP adalah hal yang harus dikuasai 
secara mutlak. Kamu wajib hafal di luar kepala mengenai bagaimana 
mengalokasikan IP Address beserta subnet mask-nya. Selain itu, seorang 
Network Engineer juga kudu memahami bagaimana cara kerja 
berbagai routing protocol seperti Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP).
 Selain itu, tentu saja, tukang jaringan harus tahu betul 
perihal bagaimana cara mengonfigurasikan perangkat jaringan seperti 
router, switch, modem, packet shaper, WAN Accelerator, dan load 
balancer. Pun ia mesti memahami tentang media akses jaringan layaknya 
perangkat cabling. Cara memasang cabling UTP dengan konektor RJ 45 
juga arus kamu kuasai. Tak hanya sampai di situ, pengetahuan tentang 
teknologi fiber optic dan media komunikasi jaringan (melalui satelit, 
cabling, gelombang radio, fiber optic, dan sebagainya) harus pula 
dipahami.
Meskipun tekanan yang dialami 
oleh tukang jaringan tidak sebesar IT Support, toh pekerjaan ini cukup 
berpotensi menimbulkan stres. Tekanan yang datang bisa jadi berasal dari
 atasan yang kepingin proyek pemasangan jaringan yang sedang digarap 
cepat selesai. Selain itu, tekanan juga bisa datang dari customer atau 
pelanggan perusahaan— misalnya karena si customer ingin jaringannya 
cepat selesai dipasang supaya proses bisnisnya bisa berjalan. Maklum 
saja, mereka pastinya sudah mengeluarkan banyak dana untuk membangun 
infrastruktur tersebut.
Bijaksanalah memilih sesuai 
kemampuan, karena jika bekerja di perusahaan non-TI, beban stres ini 
tidak akan seberat jika kamu bekerja di vendor TI.
Sertifikasi
Agar lebih mantap berkarier sebagai Network Engineer,
 sebaiknya kamu mengambil beberapa sertifikasi internasional untuk 
bidang jaringan ini—bisa berasal dari vendor TI maupun nonvendor. Contoh
 sertifikasi yang dikeluarkan dari pihak yang bukan vendor adalah 
Network+ yang dikeluarkan oleh Computing Industry Association (CompTIA). Sedangkan sertifikasi jaringan yang dikeluarkan oleh perusahaan vendor TI antara lain berasal dari Cisco, 3COM, dan Avaya.
Ada beberapa sertifikasi internasional untuk tukang jaringan yang disediakan oleh 3COM. Sertifikasi tersebut antara lain adalah 3Com
 Certified Enterprise LAN Expert, 3Com Certified WAN Expert, 3Com 
Certified IP Telephony Expert, 3Com Certified Security Expert, dan 
3Com Certified Wireless Expert. Silakan pilih mana bidang jaringan 
yang ingin kamu tekuni. Tertarik fokus ke bidang wireless? Tengoklah 
sertifikasi yang dirilis oleh Certified Wireless Network Professional
 (CWNP) seperti Certified Wireless Technology Specialist (CWTS), 
Certified Wireless Network Administrator(CWNA), Certified Wireless 
Security Professional (CWSP), Certified Wireless Network Expert (CWNE), 
dan Certified Wireless Network Trainers (CWNT).
Di kancah jaringan, nama Cisco 
System tidak perlu disangsikan lagi. Maklum saja, sebagian besar 
perusahaan telah menggunakan produk jaringan dari perusahaan ini. Cisco 
menawarkan berbagai jenjang sertifikasi untuk tukang jaringan. Secara 
garis besar, ada dua bidang yang patut jadi perhatian yakni implementasi
 dan desain. Bagi kamu yang baru belajar jaringan, sertifikasi yang 
ditawarkan adalah Cisco Certified Network Associate (CCNA) untuk implementasi dan Cisco Certified Design Associate (CCDA) untuk desain. Jika ingin naik tingkat, silakan ambil sertifikasi Cisco Certified Network Professional (CCNP) dan Cisco Certified Design Professional (CCDP). Kamu seorang profesional ahli? Cisco Certified Internetwork Expert (CCIE) pastinya cocok buat kamu.
Bagi kamu yang telah memiliki 
pengalaman sebagai seorang Network Engineer, minimal selama 3-4 tahun, 
kamu bisa meningkatkan karier dengan melamar jabatan Project 
Manager untuk implementasi proyek jaringan di perusahaan lain. Pun kamu 
bisa melamar sebagai IT Manager atau karier menjanjikan lainnya di 
bidang manajemen TI.
 
0 komentar:
Posting Komentar