(BNPT)
IT#5 - Mari kita berhitung sejenak. Prestasi apa yang sudah Anda torehkan pada usia belasan tahun?. Lalu, mari bandingkan dengan prestasi mengesankan bocah usai 13 tahun, Jamie Edward.
Di usia yang masih belia, Ia sudah menjadi ilmuwan
amatir nuklir. Edward berhasil menciptakan panel kontrol untuk reaktor
peleburan nuklir.
Sebagaimana dilansir Cnet, Kamis 6 Maret 2014, dengan pencapaianya itu ia menjadi ahli fusi nuklir termuda dalam catatan sejarah, memecahkan rekor fusiner nuklir sebelumnya, bocah berusia 14 tahun, Taylor Wilson.
Pencapaian Edward itu dimulai pada tahun lalu. Saat itu, Edward mempresentasikan permintaan dukungan dana untuk membangun reaktornya. Dan di luar dugaan, sekolahnya, Penwortham Priory Academy menyambut idenya dengan menggelontorkan dana US$ 3350 setara Rp 38,9 miliar, untuk mewujudkan proyeknya itu.
Dalam blognya, Edward mengakui banyak menemui tantangan untuk mewujudkan rencana itu. Ia mengaku harus menyiapkan ruangan vakum, pompa vakum, kabel tungsten, balok alumunium dan katup dan beberapa elemeen lain.
Salah satu tantangan terberatnya yakni melacak dan mengupas bocoran dalam ruangan vakum. Bukan itu saja, Edward juga harus memastikan kehadiran radiasi yang aman sebelum mengoperasikan reaktor.
Diluar soal problem teknis, sang mentor Edward yaitu gurunya pun mengkhawatirkan saat hidrogen berat muncul melalui alat pengiriman khusus.
Pasalnya dua atom hidrogen harus bertubrukan bersama agar menciptakan helium melalui peleburan nuklir.
"Saya tak percaya telah melakukannya," ujar Edward terkejut.
Dalam tulisannya di blog pribadi, Edward memaparkan pada akhir 2013, ia sudah menyiapkan pompa, kemudian berkembang pada awal Januari tahun ini sebuah gird bagian dalam. Akhir Januari, Edward perangkat reaktornya mulai lengkap. Awal Februari, panel kontrol sudah siap dan akhirnya pada akhir Februari, reaktornya sukses bekerja.
Apa yang dicapai Edward itu, tentu membuat siswa seperantaranya di manapun merasa cemburu. Namun itu bagus, sebab menumpuhkan keyakinan apa yang bisa dilakukan oleh seorang bocah.
Sebagaimana dilansir Cnet, Kamis 6 Maret 2014, dengan pencapaianya itu ia menjadi ahli fusi nuklir termuda dalam catatan sejarah, memecahkan rekor fusiner nuklir sebelumnya, bocah berusia 14 tahun, Taylor Wilson.
Pencapaian Edward itu dimulai pada tahun lalu. Saat itu, Edward mempresentasikan permintaan dukungan dana untuk membangun reaktornya. Dan di luar dugaan, sekolahnya, Penwortham Priory Academy menyambut idenya dengan menggelontorkan dana US$ 3350 setara Rp 38,9 miliar, untuk mewujudkan proyeknya itu.
Dalam blognya, Edward mengakui banyak menemui tantangan untuk mewujudkan rencana itu. Ia mengaku harus menyiapkan ruangan vakum, pompa vakum, kabel tungsten, balok alumunium dan katup dan beberapa elemeen lain.
Salah satu tantangan terberatnya yakni melacak dan mengupas bocoran dalam ruangan vakum. Bukan itu saja, Edward juga harus memastikan kehadiran radiasi yang aman sebelum mengoperasikan reaktor.
Diluar soal problem teknis, sang mentor Edward yaitu gurunya pun mengkhawatirkan saat hidrogen berat muncul melalui alat pengiriman khusus.
Pasalnya dua atom hidrogen harus bertubrukan bersama agar menciptakan helium melalui peleburan nuklir.
"Saya tak percaya telah melakukannya," ujar Edward terkejut.
Dalam tulisannya di blog pribadi, Edward memaparkan pada akhir 2013, ia sudah menyiapkan pompa, kemudian berkembang pada awal Januari tahun ini sebuah gird bagian dalam. Akhir Januari, Edward perangkat reaktornya mulai lengkap. Awal Februari, panel kontrol sudah siap dan akhirnya pada akhir Februari, reaktornya sukses bekerja.
Apa yang dicapai Edward itu, tentu membuat siswa seperantaranya di manapun merasa cemburu. Namun itu bagus, sebab menumpuhkan keyakinan apa yang bisa dilakukan oleh seorang bocah.
0 komentar:
Posting Komentar